Thursday, 14 August 2014

Diesnatalis HMPS Ekonomi Syariah bersama Lounching Kartu Komuntias Telkomsel di STAIN Pekalongan




Bisnis/Pamuji Tri Nastiti
Kartu perdana fasilitas murah Telkomsel. Tampak Rukmono Cahyadi GM selaku Sales and Customer Care Telkomsel Jateng-DIY dan Ade Dedi Rohayana, Ketua STAIN Pekalongan.






Bisnis.com, SEMARANG--Telkomsel meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dengan memasilitasi 1.000 kartu perdana berfasilitas murah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan.

Langkah itu dilakukan melalui pola kerja sama dengan penandatanganan secara resmi dilakukan oleh Rukmono Cahyadi GM selaku Sales and Customer Care Telkomsel Jateng-DIY dan Ade Dedi Rohayana, Ketua STAIN Pekalongan pada Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Selasa (29/4/2014).

Rukmono Cahyadi mengatakan pihaknya memberikan layanan telekomunikasi kepada civitas akademika STAIN Pekalongan untuk memudahkan informasi seputar kampus serta berkomunikasi antar keluarga besar kampus.

"Sebanyak 1.000 Kartu Komunitas Loop didistribusikan, kartu itu gratis untuk SMS, telpon dan internetan. Cepat, mudah dan murah," jelasnya dalam keterangan pers, Rabu (30/4/2014).

Pada kartu perdana Komunitas Loop itu, Telkomsel memberikan keistimewaan gratis 24 jam telepon, SMS dan internetan 150 MB selama 30 hari antar komunitas STAIN.

"Hanya dengan isi ulang Rp10.000 per bulan selama kartu tersebut aktif."

Telkom Group juga melakukan pemasangan layanan internet gratis berupa @wifi.id yang tersebar di beberapa titik kampus STAIN.

Ade Dedi Rohayana mengapresiapi Telkomsel dan berharap perusahaan operator itu terus memberikan kepedulian bagi pelanggan di bidang pendidikan melalui fasilitas telekomunikasi.

"Semoga kedepan kerja sama yang baik ini semoga akan berlanjut terus" tuturnya.

Adapun, melalui kerja sama dengan STAIN Pekalongan, Telkomsel bersedia menjadi praktisi untuk aktivitas kuliah tamu dalam bidang IT, Network, Ekonomi, Marketing, Finance dan lainnya.

Selain itu, Telkomsel memberikan kesempatan kepada mahasiswa STAIN untuk melakukan kerja praktik maupun kunjungan industri.

Editor : Endot Brilliantono
Sumber : http://semarang.bisnis.com/read/20140501/16/72783/telkomsel-tingkatkan-pelayanan-1.000-kartu-perdana-fasilitas-murah-

HMPS EKOS Tembus 5 Besar di Olimpiade Ekonomi Islam Tingkat Jawa Tengah


HMPS Ekonomi syariah STAIN Pekalongan, meskipun belum mampu mengembalikan prestasinya yang pernah diraih tahun 2011 silam. Namun, pada tahun 2013 ini HMPS Ekonomi Syariah mampu membuktikan bahwa mahasiswa Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan  layak disejajarkan dengan kampus-kampus besar di Jawa Tengah. 

“Setidaknya, meskipun hanya tembus 4 dan 5 besar bersama UNSOED dan STAIN Purwokerto dalam ajang Olimpiade Ekonomi Islam yang diselenggarakan di IAIN Surakarta, 21 April 2013 kemaren. Mahasiswa Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan patut bangga. Pasalnya, acara tersebut di ikuti oleh 18 kampus se-Jawa Tengah. Termasuk di dalamnya ada kampus-kampus ternama seperti UNDIP, UNNES, UMS, UNS, UNSOED, UMP, dan lain-lain”. Kata Rahmat selaku ketua HMPS Ekonomi Syariah.

Perlu Mengasah Kemampuan dan Keilmuan
“Persiapan yang dilakukan sebelum olimpiade terus terang masih sangat kurang. Tim dari STAIN Pekalongan hanya berlatih 4 kali sebelum beraksi dalam olimpiade. Jika melihat, dari Tim lain persiapan mereka lebih matang sehingga pantas bila mereka mampu memenangkan olimpiade tersebut.”kata Rahmat sambil ketawa
Melihat kemampuan, sebenarnya STAIN Pekalongan tidaklah jauh lebih buruk dibandingkan dengan kampus-kampus lain. Mereka hanya perlu banyak jam terbang agar kemampuan dan mental mereka semakin terasah.
Untuk keilmuan juga tidak kalah jika dibandingkan dengan kampus-kampus lainnya. Hal ini dibuktikan oleh Rahmat, Yusuf, Nina, Fayaski, Lukman, Nafi dan Aflah dengan mampu bertengger meskipun hanya masih di peringkat 5 besar.  Hanya saja masih perlu banyak belajar agar semakin menguasai keilmuan. Terutama dalam bidang tulis menulis, mengingat masih lemahnya mahasiswa dalam bidang karya tulis.

Harapan
Tidak ada sebuah kegagalan, yang ada hanyalah sejuta jalan menuju kesuksesan. Mungkin itu adalah sebuah ungkapan yang tepat. Meskipun belum mampu masuk 3 besar, namun setidaknya hal ini dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pedoman bagi generasi berikutnya. Yakni dalam mengikuti lomba Olimpiade Ekonomi Islam tahun mendatang. Sehingga, pada Olimpiade Ekonomi Islam mendatang STAIN Pekalongan mampu kembali membawa piala.
[Rahmat]

Seminar Keuangan Syariah

Pekalongan – Keberadaan OJK menimbulkan bermacam-macam reaksi dari berbagai pihak terutama dari pelaku industri keuangan., khususnya yang berbasis syariah. Sebagai pesimis OJK mampu mengakomodir seluruh aspirasi industri keuangan syariah, namun sebagian lagi sangat optimis sehingga tidak perlu, mengkhawatirkan keberadaan OJK.
Demikian diungkapkan oleh ekonom BNI syariah yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Cabang BNI syariah Pekalongan, Ahmad Ifham Sholihin, dalam seminar bertajuk Lembaga Keuangan Syariah di era Otoritas Jasa Keuangan, yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Himpunan Program Studi (HMPS)Perbankan Syariah dan Ekonomi Syariah, Sabtu (13/4).

Selain itu hadir sebagai pemateri, Ali Amin Isfandiar, M.Ag dosen STAIN Pekalongan.
Menurut Ahmad Ifham, Lembaga Keuangan Syariah tidak perlu khawatir dengan keberadaan OJK.”karena, selama belum ada peraturan baru atau revisi yang dikeluarkan oleh OJK atas peraturan terkait keuangan syariah yang sudah ada,maka peraturan terkait lembaga keuangan syariah yang selama ini ada akan tetap berlaku.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah resmi dibentuk dan beroperasi berdasarkan UU no 21 tahun 2011. Artinya, seluruh lembaga keuangan yang ada termasuk lembaga keuangan berbasis syariah, secara terintegrasi akan diawasi oleh satu lembaga, yakni OJK.
Dia juga menyampaikan, industri keuangan syariah seyogyanya besyukur sudah menempatkan wakil terbaiknya yakni Muliaman D Hadad yang merupakan ketua umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK. Figur lain alam komisioner OJK yang cukup familiar dalam industri keuangan syariah adalah Rahmat Waluyanto, Firdaus Djaelani, serta Halim Alamsyah.
Dirinya berharap, keberadaan Komite Keuangan Syariah dalam OJK bisa segera terwujud. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Muliaman saat jumpa pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Januari lalu bahwa Komite Keuangan Syariah akan hadir pada 2013. “Pasti akan terbentuk,”ucapnya.
Komite keuangan Syariah dinilai perlu karena lembaga keuangan tidak hanya terdiri dari lembaga keuangan konvensional, tetapi juga syariah. Komite ini akan memberi banyak masukan mengenai agenda prioritas apa yang perlu diperhatikan OJK  khususnya dalam industri keuangan syariah. Ahmad Ifham berharap agar komite ini berisi perwakilan dari praktisi, akademisi, serta regulator (baik dari lembaga pengawas keuangan maupun Dewan Syariah Nasional MUI).
Saat ini di Indonesia ada berbagai macam Lembaga Keungan Syariah seperti Bank Syariah, Asuransi Syariah, Reasuransi syariah, Pasar Modal Syariah meliputi efek syariah serta investasi syariah, Pegadaian Syariah, Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah, Lembaga Pembiayaan Syariah, Lembaga Penjamin Syariah, Lembaga Zakat dan Wakaf, serta Lembaga Keuangan Mikro Syariah seperti Koperasi Syariah, KJKS, UJKS, BMT, BTM, dan lain-lain.
Menurut Ahmad Ifham, masing-masing lembaga keuangan tersebut sebelumnya sudah memiliki regulasi dan pengawasan tersendiri. Dalam operasionalnya, antar lembaga tersebut sangat mungkin terkait bahkan terikat satu sama lain. Dengan adanya OJK, diharapkan semua lembaga bisa bersinergi dan memudahkan dalam pengawasannya, sehingga bisa meminimalisir risiko serta mencegah timbulnya krisis ekonomi secara sistemik.
Sementara itu, Ali Amin menyatakan bahwa OJK hadir lebih disebabkan oleh gagalnya Bank Indonesia menangani krisis, terutama krisis 1998 dan ancaman krisis 2008. Ali Amin menyebut ada 3 ide dasar dibentuknya OJK, yakni Empirical Experience, Pengawasan terintegrasi, serta amanat Undang-Undang, yakni UU no. 23 Tahun 2009 tentang pembentukan OJK.” Setelah tertunda pembentukannya pada 2002, 2004, dan 2010, akhirnya OJK terbentuk pada 2011” ucapnya.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Program Studi Perbankan Syariah STAIN Pekalongan, Ahmad Syukron M.Ei,. ini merupakan rangkaian dari kegiatan Sharia Economist Training II. Tema tersebut dipilih karena merupakan isu aktual dan dampaknya signifikan bagi pengawasan lembaga keuangan khususnya Syariah, serta untuk mewujudkan stabilitas keuangan nasional. (dal)

Sumber : Radar Pekalongan, Selasa, 16 April 2013

SELAMAT IDUL FITHRI 1434 H DAN HUT RI KE 68

PENELITIAN KEMENAG 2013

Pemahaman  dan  perilaku  keagamaan  umat  beragama yang  inklusif,  seimbang  dan  moderat  merupakan  kondisi keberagamaan  masyarakat  serba  dinamis  yang  diinginkan. 
Keinginan  ini  sejalan  dengan    sasaran  utama  penelitian  dan pengembangan  kehidupan  keagamaan  yaitu  meningkatnya ketersediaan  data  dan  informasi  dalam  rangka  mendukung terwujudnya  kebijakan  berbasis  riset.  Hasilnya  diharapkan peningkatan  kualitas  kehidupan  beragama,  yang  ditandai dengan  harmoni  hubungan  antarumat  beragama,  menurunnya  kasus  paham,  aliran  dan  gerakan  sempalan, meningkatnya mutu pelayanan keagamaan. Namun dengan suasana demokrasi dan perubahan sosial yang  pesat,  di  satu  sisi  telah  menumbuhkan  semangat keberagamaan  yang  tinggi,  tetapi  di  sisi  lain  terjadi kesenjangan antara pemahaman dan pengamalan agama yang ditandai  corak  perilaku  keagamaan  yang  cenderung  agresif, tindakan kekerasan atas nama agama, radikalisme keagamaan, dan intoleransi serta eksklusif. Dalam mengatasi masalah tersebut diperlukan data dan informasi  untuk  bahan  pengambilan  kebijakan  berbasis  riset. 
 
Salah  satu  upaya  mengatasi  masalah  tersebut  ialah  dengan menciptakan  suasana  kompetitif  dalam  penelitian  sehingga makin  mampu  memberikan  konstribusi  optimal  bagi pengambilan kebijakan.  Sehubungan  dengan  hal  tersebut  di  atas,  maka Puslitbang  Kehidupan  Keagamaan  pada  tahun  2013  ini, menyelenggarakan  Penelitian  Kompetetif  tentang  Kehidupan Keagamaan, sebagai kagiatan lanjutan dari tahun sebelumnya. Dengan  penelitian  kompetitif  ini  diharapkan  dapat menemukan upaya baru kehidupan keagamaan yang inklusif dengan memberikan bantuan dana penelitian  dan konsultasi bagi yang memenuhi persyaratan. 
 
DOWNLOAD PANDUAN LENGKAP DISINI. KLIK LINK DIBAWAH INI

Ma Yize: Ilmuwan Legendaris Muslim dari China



Fiqhislam.com - Ketika Dinasti Song berkuasa pada  abad ke-10 M, ternyata peradaban Islam telah turut berjasa dalam mengembangkan sains dan teknologi di Tiongkok. Selama ini, sejarah kerap menyebutkan ilmu pengetahuan dari dunia Islam  berkembang di Cina pada masa kekuasaan Dinati Yuan ((1206-1279).
Ternyata, sains Islam terutama astronomi telah mempengaruhi peradaban Cina  sejak zaman Dinasti Song.

Hal itu sangat beralasan. Apalagi, di masa itu dunia Islam – di Timur Tengah -- sedang mencapai masa keemasannya.   Isa Ziling Ma dalam tulisannya bertajuk ''Islamic Astronomy in China: Spread and Development" menuturkan, astronomi Islam menyebar ke Cina pada era Dinasti Song (960-1127). Sayangnya, papar Isa, bukti resmi yang mencatat peristiwa penyebaran sains Islam di Cina pada zaman itu nyaris tak ada.

''Sejarah secara detail baru mencatat penyebaran astronomi Islam ke Cina pada era Dinasti Yuan,'' ungkap Isa.  Penyebaran astronomi Islam  di Tiongkok  ternyata memang telah berlangsung pada era kekuasaan Dinasti Song. Fakta itu terkuak setelah seorang ilmuwan Taiwan bernama Pof Luo Xianglin pada tahun 1968 menemukan sebuah buku berjudul ''The Huai Ning  Ma Family Tree”  di Perpustakaan Studi Asia Timur, Columbia University, AS.

Prof Luo  menemukan fakta bahwa astronomi Islam memang telah berkembang di Cina pada masa Dinasti Song. Penyebar astronomi Islam di Cina, menurut Prof Luo, adalah Ma Yize. Buku "The Huai Ning Ma Family Tree" itu menjelaskan silsilah klan Ma Yize. Menurut buku itu,  Ma Yize adalah astronom terkemuka di Cina. Ia terlahir di Rumi pada bulan  Rabiul Awal tahun 308 H.

Ia datang ke Cina pada usia 40 tahun. Pada zaman itu,  penguasa Dinasti Song sangat tertarik pada sains.  Kaisar Taizu (berkuasa 950-976) begitu mengagumi studi astronomi yang telah berkembang sangat pesat di dunia Islam. Sang Kaisar pun berupaya keras untuk mengembangkan  ilmu yang menguak rahasia langit itu.

Pada tahun 961 M, Kaisar Taizu kemudian menunjuk seorang ilmuwan bernama Ma Yize untuk mengembangkan astronomi di Cina. Ma Yize adalah  astronom dan astrolog Muslim yang sangat termasyhur di zaman itu.  Berdasarkan versi lain,  Ma Yize a merupakan ilmuwan  berdarah Arab. Konon, nenek moyangnya berasal dari  Semenajung Arab  yakni wilayah perbatasan antara Yaman dengan Oman.

Karier pertamanya di bidang astronomi  dimulai dengan membantu Wang Chuna mengumpulkan beberapa karya astrologi, termasuk Yingtianli -- sebuah kalender. Ia mengembangkan astronomi dan mengamati alam semesta dengan metode Islam. Berbagai temuan Ma Yize dalam astronomi dan astrologi kemudian dikumpulkan Wang Chuna dalam Yingtianli.

Pembuatan karya besar yang dilakukan dua astronom kenamaan Dinasti Song itu tuntas pada tahun 963 M. Pengaruh astronomi Islam begitu banyak diserap dalam Yingtianli. Penghitungan, seminggu tujuh hari yang dipakai kalender Cina itu menggunakan sistem kalender Islam. 
Kehebatan Ma Yize dalam bidang astronomi membuat Kaisar Taizu mendapuknya sebagai pejabat kepala observatorium astronomi Dinasti Song.  Popularitas Ma Yize di masa kekuasaan Dinasti Song pun kian moncer.

Tak ada astronom di Cina yang mampu menandingi ketenarannya, saat itu.  Berkat prestasinya yang gemilang memimpin observatorium astronomi, Ma Yize pun kemudian dianugerahi gelar bangsawan.

Salah satu jasa Ma Yize bagi astronomi  di negeri Tiongkok adalah memperkenalkan matematika astronomi Islam.  Sang astronom Muslim pun menyebarkan pemikiran astronom Muslim dari peradaban Islam di Timur Tengah .Sederet kitab astronomi Islam diterjemahkannya ke dalam bahasa Cina. Kitab-kitab yang mempengaruhi dunia astronomi Cina itu antara lain; Kitab 
al-Zij karya Abu Abdullah Al-Battani; Kitab al-Zij al-sabi; Kitab Matali' al-Buruj; serta Kitab Aqdar al- Ittisalat. 

Kitab astronomi yang dialihbahasakan  Ma Yize itu merupakan hasil karya astronom Muslim seperti Muhammad Al-Fazari, Al-Battani, Al-Biruni, As-Shufi (Azhopi), A- Khawarizmi, Al Farghani, dan lain-lain. "Kemungkinan Ma telah dipengaruhi oleh Al-Battani dan al-Hamdani,"  Prof Fung Kam Wing seorang guru besar pada  University of Hong Kong. Faktanya, Ma Yize memang banyak menerjemahkan karya astronomi kedua ilmuwan Muslim tersebut.

Jasanya bagi pengembangan astronomi modern di Cina sungguh tak ternilai. Boleh dibilang, Ma Yize adalah salah seorang pelopor sekaligus peletak pondasi  ilmu astronomi modern  di Cina.  Berkat kontribusinya yang tak ternilai dalam mengembangkan astronomi dan astrologi, para penguasa Cina pun menempatkan keturunan Ma Yize sebagai kaum bangsawan.

Setelah wafat pada tahun 1005 M, jejak  Ma Yize dalam mengembangkan astronomi di Cina dilanjutkan anak dan cucunya. Menurut  catatan Huai Ning Ma Family Tree,  Ma Yize memiliki tiga anak. Yang tertua bernama  Ma Er atau Mail berasal dari singkatan Ismail. Setelah usia Ma Yize semakin sepuh, Ma ER kemudian menggantikan posisi ayahnya  sebagai    ketua pengelola observatorium.

Menurut Isa, putera keduanya bernama Ma Huai dan yang bungsu bernama Ma Yi. Mereka juga turut mengembangkan ilmu astronomi di Cina. Selain  menjadi penguasa dan pejabat di observarotium, mereka juga diposisikan sebagai kaum bangsawan.Inilah salah satu bukti bahwa umat Islam telah turut berjasa besar dalam membangun peradaban Cina.

Di era kekuasaan Dinasti Song, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Para penguasa dinasti itu meniru para Khalifah di dunia Islam yang mendukung berkembangnya pengetahuan dan teknologi. Selain memiliki astronom terkemuka Ma Yize, Dinasti Song pun punya seorang insinyur yang sangat kondang bernama Su Song.

Pada masa kekuasaan Dinasti Song, peradaban Cina telah mengembangkan senjata dan bubuk mesiu. Selain itu,  di masa  kejayaan Dinasti Song, peradaban Islam pun turun mengembangkan ilmu pengetahuan lainnya seperti teknik sipil, nautika dan metalurgi. Pengaruh peradaban Islam dalam sains di Cina lebih pesat berkembang pada era kekuasaan Dinasti Yuan.

Peran dan jasa Ma Yize bagi pengembangan astronomi di Cina memang kurang terdengar gaungnya. Meski begitu, peradaban Cina telah berutang pada Ma Yize atas perannya mengembangkan astronomi modern di negeri yang kini berpenduduk lebih dari satu miliar jiwa itu. 
[yy/republika/foto republika.co.id]
Oleh Desy Susilawati/ Heri Ruslan

sumber : http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=74290:ma-yize-ilmuwan-legendaris-muslim-dari-china&catid=45:tokoh&Itemid=357 

MOTIVASI

  • Hari ini kita menanam esok kita menuai. Anggaplah bahwa setiap yang kita berikan  untuk organisasi saat ini adalah sebuah pohon yang sedang kita tanam dan akan kita nikmati buahnya esok
  • Tidak ada pohon yang langsung berbuah
  • Nilai akademis (IPK) hanya akan mengantarkan kamu pada wawancara, tetapi kepemimpinan dan pengalaman organisasi akan mendapatkan kamu pada pekerjaan dan masa depan (Anies Baswedan, Phd)
  • Tidak ada kegagalan kecuali jika kita berhenti dan menyerah
  • Lakukanlah yang menjadi keyakinanmu meskipun itu pahit
  • Obat itu pahit, tapi manis manfaatnya
  • Tidak ada niat, kecuali kita akan diuji
  • Jadilah bagian dari tim yang saling menguatkan bukan menghancurkan
  • Jadilah seperti semut, selalu bergotong royong
  • Bukan apa yang akan kita peroleh dari organisasi, tapi apa yang akan kita berikan untuk organisasi
  • Hidup untuk berjuang jangan berjuang untuk hidup (Jenderal Soedirman)
  • Sebaik-baik manusia adalah yang paling bagus pekertinya (Hadis Nabi)
  • Jadilah seperti lebah yang menghisap madu, tapi membantu bunga menjadi buah
  • Namun jangan jadi seperti benalu yang menghisap sari lalu membiarkan tanaman itu mati
  • Kita dinilai bukan dari apa yang kita ketahui, tapi dari apa yang kita lakuka
  • Bagaimana akan mengubah dunia jika kita tak mampu mengubah diri sendiri (Confusius)
  • Tidak layak menjadi pemimpin jika tak mampu memimpin diri sendiri
  • Kita bisa karena berpikir pasti BISA (Arif Rahmat)
  • Lihatlah apa yang orang ucapkan, bukan siapa yang mengucapkan
  • Orang itu hanya akan memperoleh apa yang diniatkan dan dilakukan dengan baik
  • Tidak akan pernah maju, jika selama hidup menjadi benalu (Arif Rahmat)
  • Bukan untuk saya, tapi untuk mereka dan saya
  • Yang saya tahu adalah bahwa saya tidak tahu (Aristoteles)
  • Komitmen, konsisten, kerja keras
  • Belajarlah dari alam