Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
terus berusaha mengembangkan berbagai inovasi program literasi keuangan
untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan masyarakat terkait produk
dan layanan sektor keuangan.
Ketua Dewan Komisioner OJK – Muliaman D Hadad meresmikan
seminar internasional literasi keuangan di Nusa Dua, Bali.
Dalam rangka hal tersebut, OJK menggelar seminar internasional
literasi keuangan bertema Financial Literacy to Support Financial
Inclusion di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/6/2015) dan Rabu (10/6/2015) ini.
Seminar Internasional Tahunan OJK ini dibuka oleh Ketua Dewan
Komisioner OJK – Muliaman D. Hadad, dan turut dihadiri oleh Anggota
Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen
Kusumaningtuti S. Soetiono.
Dalam kesempatan ini, Ketua Dewan Komisioner OJK – Muliaman D. Hadad
menjelaskan tentang pentingnya inovasi dalam mengejar cita-cita program
Melek Finansial Nasional, antara lain karena dibutuhkannya upaya khusus
untuk mengubah perilaku masyarakat yang sangat beragam, secara perilaku
dan budaya.
“Tidak mungkin ada satu program yang bisa cocok untuk digunakan di
semua kalangan masyarakat, karena banyak aspek yang harus
dipertimbangkan seperti tingkat pengetahuan, pendidikan, dan latar
belakang budaya setiap masyarakat,” tegas Muliaman.
Menurut Muliaman, dari beberapa program literasi keuangan yang sudah
dijalankan OJK bersama industri jasa keuangan dan berbagai lembaga,
kegiatan literasi keuangan yang berbasis komunitas masyarakat (community
based) terlihat efektif, karena berawal dari kesamaan paham,
kepentingan, pandangan, dan tujuan.
“Program berbasis komunitas ini tidak hanya tentang mendidik
masyarakat mengenai sektor keuangan, tetapi juga membawa sektor keuangan
lebih dekat dengan mereka sehingga akan sejalan dengan program inklusi
keuangan juga,” tambah Muliaman.
Karena itu menurut Muliaman, OJK akan terus memperbanyak kerja sama
dengan berbagai kalangan masyarakat khususnya pemerintah daerah untuk
menjalan program literasi keuangan ini, sekaligus mensinergikan kegiatan
ini dengan program penyaluran bantuan pemerintah ke masyarakat.
Dalam seminar selama dua hari tersebut (9-10 Juni), OJK menghadirkan
berbagai narasumber dari dalam dan luar negeri untuk berbagi pengalaman,
pengetahuan, dan informasi mengenai program literasi keuangan yang
dapat berdampak positif bagi perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih
baik lagi.
Berbagai topik yang didiskusikan diantaranya merancang program
literasi keuangan yang efektif, manfaat yang diperoleh oleh lembaga jasa
keuangan dengan melaksanakan program literasi keuangan, dan juga hasil
penelitian mengenai literasi keuangan yang tentunya bermanfaat bagi OJK,
lembaga jasa keuangan maupun pemangku kepentingan lainnya dalam
pelaksanaan program literasi keuangan yang dapat secara riil
meningkatkan inklusi di sektor jasa keuangan.
Menurut hasil survei nasional literasi keuangan yang diselenggarakan
OJK pada 2013 di 20 provinsi dengan jumlah delapan ribu responden secara
umum menunjukan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru
sebesar 21,8%, dengan tingkat inklusi 59,7%. Adapun indeks literasi
masyarakat golongan C,D, dan E (masyarakat berpenghasilan rendah/low
income) sebesar 18,71%.