Monday, 16 November 2015

Keuangan Syariah Berpotensi Sokong Pembiayaan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas pemerintah. Untuk meningkatkan peran industri keuangan syariah, OJK bersama dengan Islamic Development Bank dan Bank Dunia pun menggelar konferensi internasional yang membahas pembiayaan infrastruktur oleh lembaga keuangan syariah.
infrastrukturDeputi Komisioner Manajemen Strategis OJK Etty Retno Wulandari, mengatakan keuangan syariah punya potensi kuat untuk menyokong infrastruktur. “Dalam beberapa tahun terakhir industri keuangan syariah punya potensi nyata di infrastruktur yang belum dieksplor seluruhnya,” kata Etty dalam OJK International Conference on Islamic Finance 2015 bertema “Infrastructure Financing: The Unleashed Potential of Islamic Finance”, Kamis (12/11).
Sebagai panduan keuangan syariah dalam penyediaan produk pembiayaan keuangan syariah, OJK pun telah meluncurkan roadmap di masing-masing industri keuangan syariah, yaitu roadmap perbankan syariah, roadmap industri keuangan non bank syariah, dan roadmap pasar modal syariah. “Roadmap ini mencakup target pengembangan keuangan syariah dalam lima tahun,” katanya.
Sementara, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chavez, mengatakan infrastruktur sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Secara total kebutuhan pembiayaan infrastruktur di Indonesia mencapai 600 miliar dolar AS, atau 60 miliar dolar setiap tahun. “Namun proposal yang ada baru sekitar 25 miliar dolar per tahun,” katanya.
chesarClick 2 Tweet: “Untuk mendorong pertumbuhan aset keuangan syariah perlu investasi infrastruktur lebih banyak,” kata Bos Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chavez.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk memenuhi kesenjangan tersebut sektor swasta perlu berperan. Pertumbuhan keuangan syariah yang pesat dalam beberapa tahun terakhir bisa mengambil kesempatan tersebut. “Untuk mendorong pertumbuhan aset keuangan syariah perlu investasi infrastruktur lebih banyak,” tukas Rodrigo.
Ada empat isu utama yang didiskusikan dalam konferensi kali ini, yaitu (1) Meningkatkan Kapasitas Bank Syariah dan Lembaga Keuangan Lainnya untuk Investasi dan Pembiayaan Proyek Infrastruktur Skala Besar, (2) Membuka Potensi Instrumen Pasar Modal Syariah untuk Pembiayaan Infrastruktur, (3) Pembiayaan Infrastruktur: Tantangan Dan Pengelolaan Risiko di Masa Depan, (4) Pembiayaan Syariah di Proyek Infrastruktur Skala Kecil.
http://keuangansyariah.mysharing.co/htttp:/mysharing.co/wp-content/uploads//sites/3/2015/11/OJKICIS.jpghttp://keuangansyariah.mysharing.co/htttp:/mysharing.co/wp-content/uploads//sites/3/2015/11/OJKICIS-150x150.jpgYogie RespatiAku Cinta Keuangan SyariahRegulasiBisnis Bank Syariah,Keuangan Syariah
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas pemerintah. Untuk meningkatkan peran industri keuangan syariah, OJK bersama dengan Islamic Development Bank dan Bank Dunia pun menggelar konferensi internasional yang membahas pembiayaan infrastruktur oleh lembaga keuangan syariah. Deputi Komisioner Manajemen Strategis OJK Etty Retno Wulandari, mengatakan keuangan syariah punya potensi kuat untuk menyokong...


Read more: http://keuangansyariah.mysharing.co/keuangan-syariah-berpotensi-sokong-pembiayaan-infrastruktur/#ixzz3riOqmxfT

Peta Jalan Keuangan Syariah Perlu Komitmen

Meski telah membuat peta jalan (roadmap) keuangan syariah, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D. Hadad menilai, perlu komitmen lebih untuk melaksanakannya.
OJKICISMuliaman
Muliaman D. Hadad mengakui, perkembangan industri keuangan syariah lebih lamban ketimbang keuangan konvensional. Makanya tak heran jika kemudian menimbulkan jurang kontribusi terhadap perekonomin nasional. “Kami melakukan evaluasi terutama untuk mencari gap, ternyata banyak. Bagaimana kami berharap mereka bisa memberikan kontribusi baik kalau sumber daya manusia payah, modal kecil. Kami identifikasi gap-gap itu kemudian kami tuangkan cara atau mengisi gap itu dalam roadmap,” kata Muliaman di sela-sela International Conference on Islamic Finance 2015, Jakarta, Kamis (12/11).
Muliaman menambahkan, meski sudah dibuat, peta jalan 2015-2019 akan terkendala di implementasinya. Untuk itu perlu komitmen kuat terhadap kerangka waktu telah dibuat. “Jadi, implementasi itu bagaimana kontrolnya. Dengan buat schedule kapan harus di deliver dan dibuat aturan-aturannya. Kami paham ini bisa tidak jalan kalau tidak komitmen dengan implementasinya.”
Sebagaimana diketahui, Pemerintah, melalui Presiden Joko Widodo sebenarnya sudah mendukung keuangan syariah dengan meresmikan kampanye nasional Aku Cinta Keuangan Syariah, 14 Juni lalu di gelaran Pasar Rakyat Syariah. Baca juga:Presiden Jokowi Resmikan Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah
Saat ini, menurut Muliaman, peta jalan tersebut tengah difinalisasi Islamic Development Bank (IDB). Dia berharap, peta jalan bisa mendorong industri keuangan syariah meningkatkan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Roadmap ini mudah-mudahan memberikan kejelasan bagi pihak-pihak, stake holder, pelaku-pelaku industi keuangan. Dengan roadmap ini mudah-mudahan ada kejelasan bagi semua pihak.”
Peta Jalan Pasar Modal Syariah
Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan, dalam roadmap, banyak program yang akan di jalankan selama tahun 2016-2017. Pihaknya akan meningkatkan baik supply maupun demand produk pasar modal syariah. Adapun caranya adalah melalui edukasi. Sebab selama ini kendala utama di sektor pasar modal adalah pemahaman masyarakat. Untuk menjawab tantangan tersebut, pihaknya melakukan pendekatan dan dialog dengan perusahaan yang berpotensi menerbitkan sukuk.
“Kami jalin komunikasi dengan perusahaan BUMN maupun swasta. Kami lakukan diskusi agar mereka paham benefit apa yang bisa mereka peroleh dengan menerbitkan sukuk,” kata Nurhaida di kesempatan yang sama.
Dari pendekatan yang dilakukan OJK, Nurhaida mendapat gambaran bahwa perusahaan di Indonesia merasa biaya untuk terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia terbilang tinggi. Selain itu, perusahaan Indonesia merasa berat untuk melakukan keterbukaan informasi pasca listing di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu, pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi agar kendala ini dapat teratasi.

Thursday, 5 November 2015

HMPS Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan adakan kegiatan Leadership Success Training (LST 2015)


Sebuah proses peradaban tidak akan pernah terlepas dari sebuah proses regenerasi, karena proses regenerasi ini adalah sebagai sunnatullah yang pasti akan terjadi di muka bumi ini. Kelak yang tua akan digantikan oleh yang muda, yang mati akan digantikan yang hidup. Sejak nabi Adam as sampai sekarang entah sudah berapa generasi yang hadir dan pergi silih berganti. Disetiap masa selalu ada orang-orang yang teguh menegakkan kalimat Allah dan nilai-nilai kebenaran. Tak terbantahkan lagi, dalam mengelola sebuah organisasi, kepemimpinan merupakan aspek yang penting dan dominan dalam menentukan arah dan tujuan organisasi.  Sehingga diperlukan sosok pemimpin yang dengan gaya kepemimpinannya mampu memberdayakan semua potensi sumberdaya yang ada, mengarahkan, menyalurkan, dan mengharmonisasikan berbagai energi serta menjamin orang-orang bekerja mengikuti program, visi, dan misi yang terorganisir. 

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ekonomi Syariah yang merupakan organisasi kemahasiswaan resmi di STAIN Pekalongan yang berfungsi sebagai wadah bagi para mahasiswa ekonomi syariah untuk dapat memperdalam ilmu ekonomi islam secara material maupun sebagai sarana membentuk ekonom islam yang berkompeten. 

Bertempat di Gedung Pemuda Kajen Kab. Pekalongan pada hari Sabtu, 31 Oktober 2015 s/d Minggu, 01 November 2015 Leadership Success Training (LST 2015) yang mengusung tema “Menumbuhkan Jiwa Pemimpin yang Inovatif dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif Berkultur Lokal Berdaya Saing Global” ini di rancang sebagai salah satu bentuk pengkaderan yang merupakan ajang untuk melatih kreatifitas bagi mahasiswa ekonomi syariah yang diharapkan dapat memberikan kontribusi secara nyata dalam mewujudkan perekonomian islam yang berkeadilan berdasarkan syariat islam. 

Leadership Success Training (LST) juga merupakan kelanjutan dari pengkaderan awal dalam acara DIKSAR. Acara ini bertujuan untuk memantapkan para mahasiswa ekonomi syariah sebagai calon tokoh perubahan. Tidak jauh berbeda dari acara sebelumnya, acara ini masih mengupayakan pendidikan ekonomi islam. Namun, bedanya dalam acara ini mahasiswa sebagai peserta didik akan dituntut sebagai para calon agen perubahan yang dapat memberikan warna baru bagi ekonomi islam. Disini para peserta akan ditraining sebagai lederpreneur, kemudian para peserta akan diterjunkan langsung dilapangan layaknya seorang leaderpreneur professional. Dari sini diharapkan para peserta didik akan memiliki militansi sebagai seorang ekonom islam. Dan menjadi generasi yang tangguh serta amanah dalam menjalankan ekonomi syariah.